5 Keterampilan Sosialisasi Anak agar Terhindar dari Risak/Bullying
Pada beberapa kelas Bicara Rangkul, seringkali orangtua melontarkan beberapa pertanyaan mengenai risak/bullying. Apa sih yang perlu dilakukan agar anak tidak menjadi sasaran bullying? Apakah anak harus dilatih untuk galak? Atau anak harus les taekwondo supaya bisa membela diri bila diganggu?
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya risak/bullying pada anak, diantaranya adalah dengan melatih menumbuhkan keterampilan sosialisasi:
- Mengenalkan dan menceritakan diri dalam porsi yang tepat
Ketika anak masuk dalam lingkungan baru, ajarkan anak untuk dapat mengenalkan dan menceritakan dirinya dengan percaya diri, namun tidak berlebihan. Bersikap ramah dan bersalaman dengan benar, akan memberi kesan pertama yang positif tentang diri anak. - Tersenyum dan menatap mata saat bertemu dan berbicara
Bersikap ramah sekaligus menunjukkan kesan percaya diri dapat ditunjukkan dengan tersenyum dan melakukan kontak mata dengan lawan bicara. Ingatkan anak bahwa orang lain akan merasa dihargai dan memberi perhatian lebih ketika kita juga menunjukkan hal yang sama. - Mendengarkan
Teman interaksi yang menyenangkan punya kemampuan mendengar yang baik. Anak belajar hal ini terutama dari orangtuanya yang hadir sepenuh hati dan sepenuh tubuh saat ia berbicara. Kadang anak kurang sabar menunggu giliran berbicara, atau tidak menggunakan bahasa tubuh yang tepat (menatap mata, mencondongkan tubuh, dan lainnya) saat bercakap. Potret atau rekam anak saat berinteraksi, berikan umpan balik dengan santai, "kamu serius banget dengerin cerita nenek di foto ini, pasti nenek senang!" - Menanggapi canda dan menggunakan humor
Canda dan humor dapat dijadikan alat untuk mencegah risak/bullying. Ajari anak menggunakan canda dan humor untuk cuek terhadap segala bentuk provokasi, bersikap tenang ketika terjadi konfrontasi dan belajar untuk berkata "tidak" terhadap permintaan teman yang tidak baik. - Menumbuhkan empati
Mengenalkan empati dapat dilakukan dengan menamakan perasaan, memberi contoh bagaimana membantu orang lain, berperilaku baik, dan menghargai perbedaan antara teman dan anggota keluarga lain. Dengan berempati, anak akan memahami bahwa risak/bullying dapat menyakiti pihak lain.
Sumber: keluargakita.com