Setelah mengeluarkan Kitu, Kucing Kecil Bersuara Ganjil dan Prasangka Moka, Sekar merilis Jenggo, Ayam Jago yang Sombong. Melalui buku ketiga sekaligus buku terakhir dari Seri Buku Toleransi ini, Sekar mengangkat isu tentang pentingnya memahami apa yang orang lain rasakan dan menyadari bahwa yang kita lakukan akan berdampak kepada mereka. Sekar percaya bahwa empati adalah keterampilan hidup berharga di masyarakat majemuk yang dapat mencegah perilaku bullying (perundungan) dan diskriminasi. Di waktu senggang, Sekar senang menghadiri festival film asing yang membantunya memahami beragam budaya dari berbagai belahan dunia.
Sejak mulai belajar membuat ilustrasi buku dua tahun yang lalu, Jenggo, Ayam Jenggo yang Sombong adalah buku ketiga yang dikerjakan Mira bersama Sekar dan Andin. Tinggal di Bali yang merupakan salah satu tujuan wisata terpopuler di dunia, memberinya kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang. Ia percaya bahwa berteman dengan orang-orang dari berbagai suku, bangsa, dan kepercayaan akan membuka jalan untuk saling memahami dan bertoleransi antarmanusia.
Kembali bekerja sama dengan Sekar dan Mira dalam Seri Buku Toleransi yang ketiga ini―Jenggo, Ayam Jago yang Sombong―Andin berharap membahas toleransi bersama anak jadi makin mudah dan seru. Bertemu dan berinteraksi dengan berbagai orang tua di penjuru Nusantara melalui Program Rangkul―sebuah program pemberdayaan orang tua yang digagas Keluarga Kita―membuat Andin optimis bahwa semakin banyak orang tua yang menyadari bahwa budi pekerti, seperti sikap toleran, dapat tumbuh subur lewat teladan orang dewasa di sekitar anak.