Rayakan Hari Buku Anak Internasional, Prasangka Moka : Mengajarkan Anak Bertenggang Rasa
KabariNews – Melanjutkan buku pertama dari Seri Buku Toleransi yang diterbitkan tahun lalu, pada 2 April 2018, penerbit Buah Hati bersama penulis buku anak Sekar Sosronegoro kembali meluncurkan buku yang mengajarkan toleransi kepada keluarga Indonesia. Berjudul Prasangka Moka, buku yang dirilis tepat di Hari Buku Anak Internasional ini mengajak anak untuk bertenggang rasa dan tidak menilai teman berdasarkan stereotip suku, agama, jenis kelamin, maupun latar belakang budayanya.
“Prasangka dipilih sebagai topik buku kedua karena merupakan salah satu kontributor perilaku intoleran,” ungkap Sekar dalam siaran tertulisnya yang dikirim kepada Kabari.
Menurut sebuah penelitian, di usia 2- 3 tahun, anak mulai menyadari adanya perbedaan jenis kelamin dan perbedaan fisik, di usia 3-4 tahun, sebagian anak mulai menunjukkan ketertarikan untuk bermain dengan teman-teman yang secara fisik mirip dengannya, dan di usia 5 tahun, anak mulai mengidentifikasikan dirinya dengan etnis tertentu dan memperhatikan perbedaan antara kelompok etnis atau ras di sekitarnya.
“Dalam kesehariannya, anak berinteraksi dengan teman-teman yang beragam, maka melepaskan diri dari pelabelan dan stereotyping sangatlah krusial untuk disadari sejak dini,” imbuhnya.
Dalam proses pembuatan bukunya, Sekar yang berdomisili di Los Angeles, Amerika Serikat, masih menggandeng Mira Tulaar (Bali) sebagai ilustrator dan Siti Nur Andini (Jakarta) selaku editor. Suzy Hutomo, Chairwoman dari The Body Shop Indonesia, perusahaan kosmetika dan perawatan kulit yang dikenal ramah lingkungan dan peduli terhadap pendidikan dan isu-isu sosial, menjelaskan alasan perusahaannya kembali menjadi sponsor dari peluncuran Seri Buku Toleransi ini.
“Kami terus mendukung seri buku ini karena sangatlah penting untuk mendidik anak-anak kita untuk menghindari prasangka dan selalu berpikir positif. Prasangka Moka mengajarkan bahwa kita dapat berteman dengan siapa saja dan memancarkan kepositifan,” katanya.
Dengan maraknya intoleransi yang terekspos pada anak-anak melalui kehidupan sehari-hari, pendidikan toleransi menjadi hal yang sangat penting.
Ditanya pendapatnya mengenai buku ini, Najwa Shihab, jurnalis dan Duta Baca Indonesia mengungkapkan, “Lewat Prasangka Moka, anak dan orangtua diingatkan untuk berlaku adil kepada sesama,” kata Najwa.
Hal senada juga disampaikan oleh penulis buku kenamaan tanah air, Dee Lestari. “Dengan cara sederhana, menghibur, dan gambar yang menstimulasi, Prasangka Moka mengajarkan tentang prasangka baik dan faedahnya dalam kehidupan, “ kata Dee.
Di peluncuran online-nya kali ini, Seri Buku Toleransi bekerja sama dengan enam komunitas parenting, yaitu Keluarga Kita, Rumah Dandelion, SmartMama.com, Mother & Baby Indonesia, Mommies Daily dan ProductiveMamas.com. Sebagai bagian dari kampanye peluncuran ini, Seri Buku Toleransi juga meluncurkan berbagai video tentang pentingnya pendidikan toleransi, yang di antaranya menampilkan wawancara dengan Suzy Hutomo dan figur pendidik Najelaa Shihab.
Prasangka Moka mengisahkan tentang seekor monyet kecil bernama Moka yang dipercaya ayahnya mengantar buah ke rumah nenek. Perjalanan yang awalnya menyenangkan seketika menjadi beban ketika ia lupa arah jalan. Ketika binatang – binatang lain di hutan menawarkan bantuan, dilema pun melanda dan Moka tidak yakin bila ia harus menerimanya.
Sumber: kabarinews.com