Belajar Menghargai dari Jenggo, Ayam Jago Yang Sombong

Isu mengenai toleransi selalu menjadi hal yang saya anggap penting. Berasal dari keluarga yang sangat merah putih (dalam arti terdiri dari berbagai suku dan agama) membuat saya belajar menghargai perbedaan dari kecil. Akan tetapi, semakin dewasa saya semakin melihat isu toleransi menjadi semakin sulit diajarkan ke anak-anak. Dunia menuntut kita untuk menjadi lebih seragam. Bayangkan, biasanya setelah menikah kita tinggal di wilayah yang memang kebanyakan berisi keluarga muda yang seumur dan kurang lebih datang dari tingkat sosial dan ekonomi yang sama. Anak-anak pun tumbuh dalam lingkungan homogen sehingga sulit bagi mereka untuk menghargai keberagaman yang ada. Padahal belajar tentang toleransi sangat terkait dengan empati. Sebuah keterampilan sosial yang sangat penting.

Anak penting untuk belajar menerima berbagai keragaman di sekitar mereka, dengan tidak terancam terhadap keberbedaan yang ada. Bukan hanya anak belajar untuk berempati terhadap anak yang berbeda, namun anak juga menjadi nyaman dengan identitas dirinya sendiri. Selain itu, lingkungan yang toleran membuat anak memiliki tempat yang aman untuk belajar, karena mereka tahu setiap perbedaan mereka akan dihargai.

Buku seri toleransi yang terbaru berjudul Jenggo, Ayam Jago Yang Sombong (atau disingkat Jenggo) menceritakan tentang ayam jago bernama Jenggo yang tidak suka terhadap kehadiran keluarga kambing di peternakan tempat tinggalnya. Jenggo merasa keluarga kambing tidak layak tinggal di wilayahnya. Jenggo pun kemudian memperlakukan keluarga kambing dengan buruk, sampai suatu titik ternyata Jenggo membutuhkan keluarga kambing.

Buku Jenggo mengangkat konflik yang relevan tentang diskriminasi dan bullying namun dengan cerita yang mudah dimengerti oleh anak-anak. Dengan cerita Jenggo anak-anak belajar bahwa terkadang sosok yang kita anggap tidak lebih berguna dari kita justu kita butuhkan kehadirannya. Secara luas, cerita Jenggo bukanlah cerita yang dapat selesai dalam 1 kali baca. Akan tetapi, melalui Jenggo orang tua dapat mulai membuka diskusi tentang konflik-konflik yang dilihat atau dialami anak-anak dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Buku Jenggo akan membantu orang tua dan anak dalam menjelaskan dan memahami konsep abstrak seperti menghargai perbedaan, diskriminasi, toleransi, dan empati. Dengan ilustrasi yang penuh warna dan menarik dan cerita yang penting, anak dan orang tua dapat terfasilitasi untuk berdiskusi mengenai perbedaan dan bagaimana cara menghargainya. Akan tetapi, jangan lupa, meskipun buku ini sudah sangat membantu, pengalaman nyata tentang menghargai perbedaan tetap menjadi hal yang penting. Oleh karena itu, Orang tua dapat juga memberikan pengalaman nyata mengenai keberbedaan pada anak.


Sumber: rumahdandelion.com

Bagikan berita ini